27 Januari 2024

Perbedaan Rasm dan Dhabth

Ketika mempelajari dan mendalami ilmu tajwid, maka kita akan bersinggungan dengan istilah-istilah atau ilmu selain ilmu tajwid yang fungsinya mendukung pemahaman dan mempermudah masyarakat dalam membaca dengan tajwid. Di antaranya adalah ilmu Rasm dan ilmu Dhatbh.

Sumber Gambar

Artikel ini akan menjelaskan secara singkat mengenai pengertian atau definisi ilmu Rasm dan Dhabth, perbedaannya, fungsinya, dan sejarah singkatnya. Dengan memahami kedua ilmu ini, dapat memberikan gambaran pentingnya hubungan antara ilmu Tajwid dengan Rasm maupun Dhabth.

Rasm

Pembahasan ilmu Rasm Usmani secara lengkap bisa Anda baca di rubrik khusus atau KLIK DI SINI. Rasm atau Rasm Usmani adalah ilmu yang membahas tata cara penulisan mushaf al-Qur'an. Penulisan yang dimaksud adalah batang huruf dari sebuah kata tanpa ada titik maupun harakat.

Ilmu Rasm Usmani memiliki ruang lingkup terkait ragam penulisan dari segi al-Hadzf (membuang huruf), az-Ziyadah (menambahkan huruf), al-Badal (mengganti huruf), penulisan hamzah, al-Fashl wa al-Washl (memisah atau menyambung huruf), dan pemilihan kata yang memiliki 2 qiraat.

Ilmu Rasm Usmani atau Rasm Mushaf lahir di era khalifah Usman yang menanggapi gejolak perbedaan dalam penulisan al-Qur'an karena perbedaan qiraat. Kemudian khalifah Usman bersama para sahabat menyusun kaidah penulisan al-Qur'an yang dapat memuat beragam qiraat.

Kehadiran Rasm Usmani memberikan kontribusi penting untuk menjaga keotentikan mushaf al-Qur'an sehingga salah satu syarat qiraat mutawatirah atau shahihah adalah tidak menyalahi atau melenceng dari kaidah-kaidah Rasm Usmani.

Rasm Usmani memiliki beberapa perbedaan dengan penulisan arab umum atau biasa disebut Rasm Imla'i. Konsep rasm imla'i adalah tata cara penulisan yang sesuai antara ucapan dan tulisan misalnya huruf dibaca panjang maka diberi huruf Mad. Berbeda dengan Rasm Usmani dengan kaidah-kaidahnya.

Dhabth

Pembahasan Ilmu Dhabth secara lengkap bisa Anda baca di rubrik khusus atau KLIK DI SINI. Dhabth artinya tanda baca. Secara singkat, ilmu Dhabth atau Dhabth al-Qur'an adalah ilmu yang membahas tanda baca al-Qur'an yang terdiri dari nuqthah maupun syakl.

Ilmu Dhabth memiliki ruang lingkup terkait ragam tanda baca yang menyertai sebuah huruf dari segi titik (nuqthah), harakat, sukun, tasydid, mad, hingga warna. Perbedaan yang mencolok antara Mushaf Standar Indonesia dan Madinah adalah terkait tanda baca atau dhabth.

Ilmu Dhabth atau Dhabth Mushaf ini lahir di era khalifah Ali yang diinisiasi oleh sahabat bernama Abu al-Aswad ad-Duali yang memberikan tanda baca berupa titik berwarna merah untuk menandakan harakat huruf terakhir dari sebuah kata.

Kemudian ilmu Dhabth semakin berkembang seiring zaman untuk mempermudah masyarakat awam membaca al-Qur'an yang kemudian bertansformasi menjadi tanda baca yang sekarang ini. Ulama yang mempelopori tanda harakat fathah, dhammah, dan kasrah adalah Ahmad Khalil al-Farahidi.

Kehadiran ilmu Dhabth memiliki beberapa tujuan. Di antaranya untuk mempermudah masyarakat non Arab dalam membaca al-Qur'an. Selain itu, untuk memudahkan dalam menerapkan bacaan yang sesuai dengan kaidah tajwid misalnya tanda mad.

Perbedaan Rasm dan Dhabth

Dari definisi masing-masing ilmu, maka dapat disimpulkan bahwa Rasm adalah ilmu yang mempelajari batang huruf atau kata, sedangkan Dhabth adalah ilmu yang mempelajari tanda baca huruf atau kata. Keduanya berbeda namun saling melengkapi dan membentuk mushaf yang ada sekarang ini.

Tanpa adanya Rasm Usmani, kita akan kesulitan menentukan mana kata yang hurufnya diganti, ditambah, ditambah, maupun disambung karena rasm usmani berbeda dengan rasm imla'i. Selain itu juga untuk memudahkan penyeragaman penulisan antar qiraat.

Tanpa adanya Dhabth, kita akan kesulitan membaca al-Qur'an yang tidak berharakat apalagi tidak bertitik sehingga kita tidak bisa membedakan mana huruf ya, huruf nun, huruf ba, huruf tsa, dan huruf ta karena memiliki rasm yang sama.

Hubungan Tajwid dengan Rasm dan Dhabth

Hubungan antaran Tajwid dengan Dhabth adalah tanda baca dibubuhkan untuk mempermudah masyarakat dalam menerapkan kaidah tajwid misalnya dalam hukum Mad Wajib maupun Mad Jaiz yang dibubuhkan tanda Mad.

Selain itu, untuk memudahkan dalam membaca hukum Idgham Kamil maka huruf kedua diberi tasydid. Ada lagi untuk memudahkan dalam membaca kata "Yabshutu" yang secara Rasm tertulis huruf Shad kemudian dibubuhkan tanda baca sin kecil di atasnya untuk menandakan bahwa itu dibaca huruf Sin.

Hubungan antara Tajwid dengan Rasm adalah untuk mempermudah membaca dalam keadaan berhenti atau waqaf. Misalnya ada beberapa penulisan huruf ta yang biasanya ditulis ta marbuthah, tetapi dalam rasm usmani tertulis ta maftuhah sehingga cara waqafnya pun berbeda.

Demikian artikel singkat berjudul "Perbedaan Rasm dan Dhabth". Jika Anda ingin diskusi atau memberikan usulan terkait judul artikel selanjutnya, silakan tulis di kolom komentar yang tersedia. Semoga bermanfaat...

Comments

KOMENTARMU ADALAH DOAMU!
-
-
NB : Admin tdk dpt balas komentar karna error. Silahkan chat via ikon FB Messenger di pojok kanan bawah atau email ke yatlunahuhaq[at]gmail[dot]com untuk fast respon
EmoticonEmoticon