Mengenal Alif Khanjariyah
Sahabat al-Quran atau para pelajar ilmu Tajwid mungkin pernah mendengar istilah Alif Khanjariyah. Istilah ini jarang disebut di buku-buku Tajwid berbahasa Indonesia. Sebenarnya apa maksud dari Alif Khanjariyah dan apa fungsi Alif Khanjariyah?
Artikel ini menjelaskan pengertian dari Alif Khanjariyah dan fungsinya di dalam al-Quran. Penulis mencari sekilas terkait Alif Khanjariyah di buku-buku Tajwid berbahasa Arab namun sedikit yang membahasnya. Nama kitab rujukan ada di artikel ini bagian bawah.
Perhatian! : Perlu dicatat bahwa istilah Alif Khanjariyah ini merujuk pada mushaf Madinah, bukan Mushaf Indonesia. Oleh karena itu, wajar buku Tajwid Indonesia tidak menggunakannya. Untuk lebih jelasnya, silakan baca artikel ini secara lengkap.
Arti Alif Khanjariyah
Secara bahasa, Alif Khanjariyah (الف خنجرية) terdiri dari dua kata yaitu Alif dan Khanjariyah. Alif sebagaimana diketahui artinya huruf Alif. Sedangkan Khanjariyah berasal dari kata Khanjar yang artinya belati, golok, atau sangkur.
Dinamakan Alif Khanjariyah karena bentuk alifnya lebih kecil dari alif normal dan lebih pendek seperti belati ( ۱ ). Alif Khanjariyah merujuk pada tanda panjang yang ada di Mushaf Madinah. Berbeda dengan nama dan fungsi yang ada di Mushaf Indonesia.
Fungsi Alif Khanjariyah
Sebelum membaca fungsi dari Alif Khanjariyah, perlu diperhatikan lagi bahwa Anda sedang mempelajari sistem tanda baca yang ada pada Mushaf Madinah. Ini berbeda dengan sistem tanda baca pada Mushaf Indonesia.
Fungsi dari Alif Khanjariyah adalah untuk menunjukkan adanya alif yang tidak tertulis sebab kaidah Rasm Usmani. Alif Khanjariyah selalu terletak setelah harakat fathah. Oleh karena itu jika terdapat Alif Khanjariyah, maka harakat fathah itu dibaca panjang.
Sebelum masuk ke contoh, ada 2 kaidah yang menyebabkan alif tidak tertulis secara jelas yaitu karena kaidah Ibdal Alif dan kaidah Hadzf Alif. Untuk membaca kaidah-kaidah Rasm Usmani secara lengkap, silakan KLIK DI SINI.
Pertama, adanya kaidah Ibdal Alif yaitu kaidah yang menyebabkan penulisan huruf Alif diganti dengan huruf lainnya. Salah satu contohnya adalah digantinya alif dengan huruf Wawu seperti pada kata shalah, zakah, dan semisalnya. Perhatikan QS al-Baqarah ayat 3 di bawah ini:
ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ
Perhatikan kata shalah (ٱلصَّلَوٰةَ) pada ayat di atas. Terdapat Alif Khanjariyah yang diletakkan di atas huruf wawu. Ini menunjukkan bahwa wawu tersebut dibaca sebagai alif, bukan wawu. Oleh karena itu, lam nya dibaca panjang menjadi shalat, bukan shalawat.
Kenapa wawu nya tidak langsung ditulis alif saja jika cara membacanya seperti demikian? Jawabannya adalah karena adanya kaidah Rasm Usmani. Sebagaimana diketahui bahwa penulisan baku al-Quran harus menggunakan Rasm Usmani.
Kedua, adanya kaidah Hadzf Alif yaitu kaidah yang menyebabkan penulisan huruf Alif dihapus atau dibuang. Ada banyak contoh kata dalam al-Quran yang menerapkan kaidah Hadzf Alif, salah satunya terdapat dalam QS al-Baqarah ayat 19 di bawah ini
أَوْ كَصَيِّبٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ فِيهِ ظُلُمَٰتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصَٰبِعَهُمْ فِىٓ ءَاذَانِهِم مِّنَ ٱلصَّوَٰعِقِ حَذَرَ ٱلْمَوْتِ ۚ وَٱللَّهُ مُحِيطٌۢ بِٱلْكَٰفِرِينَ
Ada banyak kata yang menggunakan hadzf alif pada ayat di atas. Kita ambil satu misalnya kata ashabiahum (أَصَٰبِعَهُمْ). Terdapat Alif Khanjariyah yang diletakkan setelah huruf Shad. Ini menunjukkan bahwa huruf Shad tersebut dibaca panjang karena adanya alif yang tidak tertulis.
Kenapa wawu nya tidak langsung ditulis alif saja jika cara membacanya seperti demikian? Jawabannya adalah karena adanya kaidah Rasm Usmani. Sebagaimana diketahui bahwa penulisan baku al-Quran harus menggunakan Rasm Usmani.
Demikian artikel berjudul "Mengenal Alif Khanjariyah" yang mengambil rujukan dari kitab al-Mufid fi Ilm at-Tajwid. Untuk membaca artikel-artikel tajwid lainnya, KLIK DI SINI. Anda juga bisa memberikan usul judul artikel. Terima kasih.