12 Juni 2025

Kaidah Badal Alif dengan Wawu di Rasm Usmani

Dalam rasm usmani, terdapat kaidah yang mengganti sebuah huruf ke huruf lainnya yang disebut Badal atau Ibdal. Salah satunya adalah kaidah Badal Alif dengan Wawu (بدل الالف بالواو). Kaidah ini mengganti penulisan huruf Alif menjadi huruf Wawu. 

Artikel ini menjelaskan macam-macam kata yang menerapkan kaidah rasm usmani terkait badal alif dengan wawu yang bersumber dari kitab al-Muyassar fi Rasm al-Mushaf wa Dhabtuh dan kitab Samir at-Thalibin fi Rasm wa Dhabt al-Kitab al-Mubin.

Ada berapa kata yang termasuk dalam kaidah ini? Setidaknya ada 8 (delapan) kata yang tersebar dalam al-Quran, yaitu zakat, shalat, riba, ghadah, misykat, najah, manat, dan hayat. Perubahan penulisan ini tidak mengubah cara baca sehingga tetap terbaca alif walaupun bentuknya berbeda.

Pertama, kata zakat yang terdapat sebanyak 32 kali dalam al-Quran. Pada dasarnya, penulisan kata zakat adalah menggunakan alif (زكاة), tetapi dengan adanya kaidah Rasm Usmani sehingga diubah menjadi wawu (زكوة).

Kata zakat adakalanya ditambahi al (az-zakat) dan adakalanya tanpa al (zakat). Semuanya menggunakan kaidah rasm Usmani sehingga berubah menjadi wawu. Misalnya yang terdapat dalam surah al-Maidah ayat 55.

اِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ رٰكِعُوْنَ

Kedua, kata salat (tanpa idafah) yang terdapat sebanyak 67 kali dalam al-Quran. Pada dasarnya, penulisan kata salat adalah menggunakan alif (صلاة), tetapi dengan adanya kaidah Rasm Usmani sehingga diubah menjadi wawu (صلوة).

Kata salat adakalanya ditambahi al (as-salat) dan adakalanya tanpa al (salat). Semuanya menggunakan kaidah rasm Usmani sehingga berubah menjadi wawu. Misalnya yang terdapat dalam surah al-Maidah ayat 55.

اِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ رٰكِعُوْنَ

Sedangkan kata salat yang disambungkan (idafah) dengan kata ganti (dhamir) maka penulisannya tetap dengan alif tanpa adanya perubahan meskipun ada beberapa perbedaan pendapat. Misalnya yang terdapat dalam surah at-Taubah ayat 103.

خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

Ketiga, kata hayat (tanpa idafah) yang terdapat sebanyak 71 kali dalam al-Quran. Pada dasarnya, penulisan kata hayat adalah menggunakan alif (حياة), tetapi dengan adanya kaidah Rasm Usmani sehingga diubah menjadi wawu (حيوة).

Kata hayat adakalanya ditambahi al (al-hayat) dan adakalanya tanpa al (hayat). Semuanya menggunakan kaidah rasm Usmani sehingga berubah menjadi wawu. Misalnya yang terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 86.

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا بِالْاٰخِرَةِ ۖ فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَ ࣖ

Sedangkan kata hayat yang disambungkan (idafah) dengan kata ganti (dhamir) maka penulisannya tetap dengan alif tanpa adanya perubahan meskipun ada beberapa perbedaan pendapat. Misalnya yang terdapat dalam surah al-Ahqaf ayat 20.

وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا عَلَى النَّارِۗ اَذْهَبْتُمْ طَيِّبٰتِكُمْ فِيْ حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَاۚ فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُوْنَ

Keempat, kata manat hanya terdapat sebanyak 1 kali dalam al-Quran. Pada dasarnya, penulisan kata manat adalah menggunakan alif (مناة), tetapi dengan adanya kaidah Rasm Usmani sehingga diubah menjadi wawu (منوة). Terdapat dalam surah an-Najm ayat 20.

وَمَنٰوةَ الثَّالِثَةَ الْاُخْرٰى

Kelima, kata misykat hanya terdapat sebanyak 1 kali dalam al-Quran. Pada dasarnya, penulisan kata misykat adalah menggunakan alif (مشكاة), tetapi dengan adanya kaidah Rasm Usmani sehingga diubah menjadi wawu (مشكوة). Terdapat dalam surah an-Nur ayat 35

اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ مَثَلُ نُوْرِهٖ كَمِشْكٰوةٍ فِيْهَا مِصْبَاحٌۗ اَلْمِصْبَاحُ فِيْ زُجَاجَةٍۗ اَلزُّجَاجَةُ كَاَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُّوْقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُوْنَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَّلَا غَرْبِيَّةٍۙ يَّكَادُ زَيْتُهَا يُضِيْۤءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۗ نُوْرٌ عَلٰى نُوْرٍۗ يَهْدِى اللّٰهُ لِنُوْرِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Keenam, kata najat hanya terdapat sebanyak 1 kali dalam al-Quran. Pada dasarnya, penulisan kata najat adalah menggunakan alif (نجاة), tetapi dengan adanya kaidah Rasm Usmani sehingga diubah menjadi wawu (نجوة). Terdapat dalam surah Ghafir ayat 41.

وَيٰقَوْمِ مَا لِيْٓ اَدْعُوْكُمْ اِلَى النَّجٰوةِ وَتَدْعُوْنَنِيْٓ اِلَى النَّارِ

Ketujuh, kata ghadat yang terdapat sebanyak 2 kali dalam al-Quran. Pada dasarnya, penulisan kata ghadat adalah menggunakan alif (غداة), tetapi dengan adanya kaidah Rasm Usmani sehingga diubah menjadi wawu (غدوة). Salah satunya terdapat dalam surah al-An'am ayat 52.

وَلَا تَطْرُدِ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ ۗمَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ وَّمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِمْ مِّنْ شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُوْنَ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ

Kedelapan, kata riba yang terdapat sebanyak 8 kali dalam al-Quran. Pada dasarnya, penulisan kata riba adalah menggunakan alif (ربا), tetapi dengan adanya kaidah Rasm Usmani sehingga diubah menjadi wawu (ربو).

Kata riba yang berbentuk ma'rifah atau yang terdapat tambahan al maka menerapkan kaidah ini sehingga huruf alifnya diubah penulisannya menjadi huruf wawu. Kata riba yang ada al nya terdapat 7 kali misalnya dalam surah al-Baqarah ayat 275.

اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْٓا اِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبٰواۘ وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ فَمَنْ جَاۤءَهٗ مَوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ فَانْتَهٰى فَلَهٗ مَا سَلَفَۗ وَاَمْرُهٗٓ اِلَى اللّٰهِ ۗ وَمَنْ عَادَ فَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

Sedangkan riba yang tidak menggunakan al hanya terdapat satu dalam al-Quran tepatnya surah ar-Rum ayat 39. Kata riba dalam ayat ini merupakan pengecualian dari kaidah rasm usmani sehingga tetap tertulis dengan alif biasa.

وَمَآ اٰتَيْتُمْ مِّنْ رِّبًا لِّيَرْبُوَا۟ فِيْٓ اَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُوْا عِنْدَ اللّٰهِ ۚوَمَآ اٰتَيْتُمْ مِّنْ زَكٰوةٍ تُرِيْدُوْنَ وَجْهَ اللّٰهِ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُضْعِفُوْنَ

Demikian artikel berjudul "Kaidah Badal Alif dengan Wawu di Rasm Usmani". Untuk melihat artikel-artikel lain terkait Rasm Usmani, Anda bisa KLIK DI SINI. Anda juga bisa mengusulkan judul artikel atau pertanyaan dengan menulis di kolom komentar. Terima kasih.

Comments

KOMENTARMU ADALAH DOAMU!
-
-
NB : Admin tdk dpt balas komentar karna error. Silahkan chat via ikon FB Messenger di pojok kanan bawah atau email ke yatlunahuhaq[at]gmail[dot]com untuk fast respon
EmoticonEmoticon