Mengenal Apa itu Waqaf Hasan
Pembahasan waqaf merupakan salah satu unsur penting untuk mencapai pembacaan yang tartil menurut Ali ibn Abi Thalib. Para Ulama telah merumuskan sedemikian rupa untuk memudahkan masyarakat dalam memahami dan menguasai ilmu Waqaf dan Ibtida.
Salah satu dari jenis waqaf yang ditinjau dari segi kondisi pembaca adalah Waqaf Ikhtiyari. Waqaf Ikhtiyari ini kemudian dibagi lagi menjadi 4 (empat) tingkatan yaitu Tam, Kafi, Hasan, dan Qabih. Artikel ini akan memaparkan pengertian tentang Waqaf Hasan secara terperinci.
Pengertian Waqaf Hasan
Secara bahasa, Waqaf artinya berhenti dan Hasan artinya baik. Secara istilah, Waqaf Hasan adalah berhenti pada kalimat yang maknanya telah sempurna, tetapi masih memiliki keterkaitan dengan setelahnya baik secara lafal maupun makna.
Contohnya adalah apabila kata yang diwaqafkan berupa mausuf (kata yang disifati) sedangkan kata setelahnya merupakan sifat dari kata tadi misalnya sapi betina yang kuning tua warnanya (Al-Baqarah ayat 69). Jika waqaf di sapi betina, maka termasuk waqaf hasan.
Contoh lainnya adalah apabila kata yang diwaqafkan berupa ma'thuf (yang diikutkan) sedangkan kata setelahnya ma'thuf alaih misalnya kalimat berupa "Allah menciptakan langit dan bumi" lalu berhenti di kata langit. Hal-hal seperti ini dapat ditemukan di tengah maupun akhir ayat.
Waqaf ini disebut hasan karena baiknya berhenti pada kata tersebut. Hal ini disebabkan kata itu sudah dapat dipahami maknanya sehingga baik untuk diam sejenak. Hukum berhenti pada kata seperti ini adalah diperbolehkan atau baik.
Tetapi, jika memulai kembali membaca (ibtida) pada kata setelahnya maka terbagi menjadi dua macam ditinjau dari segi posisinya. Hal ini terjadi karena waqaf hasan itu dapat berada di tengah ayat maupun di akhir ayat.
Waqaf Hasan di Tengah Ayat
Yang dimaksud dengan waqaf hasan di tengah ayat misalnya berhenti di kata Alhamdu lillah dalam QS Al-Fatihah ayat 2 seperti di bawah ini.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya : Segala puji bagi Allah, [waqaf hasan] Tuhan semesta alam
Jika Anda berhenti pada kalimat alhamdulillah, maka itu diperbolehkan karena termasuk dalam waqaf hasan. Kata alhamdulillah secara makna sudah sempurna tetapi masih memiliki hubungan lafal dan makna dengan kata berikutnya yaitu rabbil alamin.
Lalu bagaimana cara kita ibtida jika berhenti atau waqaf pada kata alhamdulillah? Tidak dianjurkan ibtida pada kata sesudahnya melainkan tetap menyambungkan kata yang diwaqaf dengan kata sesudahnya karena masih memiliki keterkaitan kata sehingga cara ibitida' nya menjadi
لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Cara ibtida seperti ini lebih disunahkan dan menjadikan maknanya lebih baik. Coba bandingkan 2 kalimat di bawah ini! Kalimat nomor 1 adalah terjemahan tanpa menyambung kata yang diwaqaf, sedangkan kalimat nomor 2 adalah terjemahan dengan menyambung.
- Tuhan Semesta Alam
- bagi Allah, Tuhan Semesta Alam
Dilihat dari segi makna, lebih baik kalimat nomor 2 yang menyambungkan kata diwaqaf dengan kata sesudahnya. Oleh karena itu, dalam kasus lain yang serupa, ulama ada yang menyatakan wajib menyambungkan lafal diwaqaf dengan lafal setelahnya.
Waqaf Hasan di Akhir Ayat
Yang dimaksud dengan waqaf hasan di akhir ayat misalnya berhenti di akhir ayat 2 dalam surah al-Fatihah seperti di bawah ini:
() ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ () ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Artinya : Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. [waqaf hasan] Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Lalu bagaimana jika ingin mulai membaca atau ibtida? Apakah perlu menyambungkan kata yang diwaqaf dengan kata sesudahnya? Mayoritas ulama sepakat bahwa tidak perlu manyambungkan jika waqaf hasannya terletak di akhir ayat.
Dengan kata lain, pembaca langsung ibtida' pada ayat 3 tanpa perlu mengulang kata yang diwaqaf. Hal ini dicontohkan Rasul sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah yang berkata bahwa Nabi membaca al-Quran itu berhenti ayat per ayat.
Demikian artikel berjudul "Mengenal Apa itu Waqaf Hasan". Anda dapat membaca artikel lain seputar waqaf dan ibtida dengan cara KLIK DI SINI. Anda juga bisa mengirimkan usulan judul artikel selanjutnya dengan menulisnya di kolom komentar. Terima kasih.