17 September 2025

Pengertian dan Macam Waqaf Qabih

Pembahasan waqaf merupakan salah satu unsur penting untuk mencapai pembacaan yang tartil menurut Ali ibn Abi Thalib. Para Ulama telah merumuskan sedemikian rupa untuk memudahkan masyarakat dalam memahami dan menguasai ilmu Waqaf dan Ibtida.

Salah satu dari jenis waqaf yang ditinjau dari segi kondisi pembaca adalah Waqaf Ikhtiyari. Waqaf Ikhtiyari ini kemudian dibagi lagi menjadi 4 (empat) tingkatan yaitu Tam, Kafi, Hasan, dan Qabih. Artikel ini akan memaparkan pengertian tentang Waqaf Kafi secara terperinci.

Pengertian Waqaf Qabih

Secara bahasa, Waqaf Qabih terdiri dari dua kata yaitu Waqaf artinya berhenti dan Qabih artinya buruk. Dinamakan Qabih karena tidak memberikan pemahaman yang baik atau memberikan pemahaman yang tidak seharusnya. 

Secara istilah, Waqaf Qabih adalah berhenti pada kata atau ucapan yang belum selesai pada dirinya karena sangat terkait dengan bagian setelahnya baik secara kata maupun makna, sehingga menimbulkan makna yang tidak dituju atau menimbulkan makna yang keliru.

Hukum berhenti pada waqaf qabih adalah tidak diperbolehkan. Kecuali jika dalam keadaan darurat yang mendesak seperti kehabisan nafas. Jika terpaksa berhenti, maka ketika ibtida harus mengulang pada kata yang diwaqaf jika memungkinkan. Jika tidak, maka menyambung pada kata yang lebih panjang.

Contoh ibtida yang memungkinkan untuk cukup mengulang kata yang diwaqaf misalnya perhatikan QS Hud ayat 75 di bawah ini. Jika berhenti pada kata "Ibrahim" maka itu termasuk waqaf Qabih karena kalimat itu belum sempurna.

إِنَّ إِبْرَٰهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّٰهٌ مُّنِيبٌ

Sesungguhnya Ibrahim [waqaf qabih] itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah.

Cara memulai bacaan atau ibtida' nya adalah cukup mengulang kata yang diwaqaf atau dari kata Ibrahim sehingga nanti maknanya menjadi "Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah" atau seperti di bawah ini:

إِبْرَٰهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّٰهٌ مُّنِيبٌ

Contoh ibtida yang tidak memungkinkan untuk mengulang pada kata yang diwaqaf misalnya perhatikan QS Fathir ayat 7 di bawah ini. Jika berhenti pada kata "amanu" maka itu termasuk waqaf Qabih karena maknanya berubah.

ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ

Orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang keras dan orang-orang yang beriman [waqaf qabih] dan mengerjakan amal saleh bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.

Cara memulai bacaan atau ibtida' nya adalah tidak cukup mengulang kata yang diwaqaf. Maka bisa memulai dari kata lahum sehingga artinya menjadi "bagi mereka azab yang keras, sedangkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh bagi mereka ampunan dan pahala yang besar."

لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ

Ingat! Selain membaca artikel ini, belajarlah secara langsung kepada guru al-Quran di sekitar Anda agar tidak salah memahami. Selain itu belajar langsung kepada guru (talaqqi) merupakan hal yang dicontohkan Nabi.

Macam-Macam Waqaf Qabih

Para Ulama berbeda pendapat terkait pembagian waqaf Qabih. Ada yang membaginya menjadi dua macam. Ada juga yang membaginya menjadi empat macam. Di sini akan dijelaskan dua macam saja karena itu lebih mudah dipelajari.

Pertama, waqaf qabih karena berhenti pada kata yang tidak dapat dipahami maknanya. Contohnya sama dengan contoh di atas yaitu jika berhenti pada kata Ibrahim maka termasuk waqaf qabih yang tidak dapat dipahami maknanya.

إِنَّ إِبْرَٰهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّٰهٌ مُّنِيبٌ

Jika berhenti di kata Ibrahim maka maknanya menjadi "Sesungguhnya Ibrahim." Berhenti di kata tersebut tentu menjadikan maknanya tidak sempurna dan sangat berkaitan dengan kata setelahnya sehingga termasuk waqaf qabih jenis pertama.

Kedua, waqaf qabih karena berhenti pada kata yang dapat merusak maknanya. Contohnya sama dengan contoh di atas yaitu jika berhenti pada kata Amanu maka termasuk waqaf qabih yang dapat merusak makna dan pemahaman.

ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ

Jika berhenti di kata Amanu maka maknanya menjadi "Orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang keras dan orang-orang yang beriman". Ini tentu membingungkan karena orang beriman dan kafir disamakan sama-sama mendapat azab, padahal jika dibaca kata selanjutnya tidak seperti itu.

Demikian artikel berjudul "Pengertian dan Macam Waqaf Qabih". Untuk membaca artikel lain terkait waqaf dan ibtida', silakan KLIK DI SINI. Anda dapat mengusulkan judul artikel dengan menulis di komentar. Terima kasih.

Comments

KOMENTARMU ADALAH DOAMU!
-
-
NB : Admin tdk dpt balas komentar karna error. Silahkan chat via ikon FB Messenger di pojok kanan bawah atau email ke yatlunahuhaq[at]gmail[dot]com untuk fast respon
EmoticonEmoticon