7 April 2023

Ringkasan Kitab al-Mufid fi Ilm at-Tajwid (Bag-2)

Salah satu referensi kitab tajwid berbahasa Arab yang bisa menjadi bahan baca-baca atau tambahan pengetahuan terkait ilmu Tajwid adalah kitab berjudul lengkap "al-Mufid fi Ilm at-Tajwid bi Riwayah Hafsh an Ashim min Thariq as-Syathibi" karya Abdurrahman bin Sa'dullah Aytani.


Kitab al-Mufid fi Ilm at-Tajwid ini dicetak pada tahun 2016 M atau 1437 H dalam edisi cetakan kedua. Kitab ini terdiri dari sekitar 260 halaman dengan pengantar yang ditulis oleh Syaikh Ahli Qiraat dari Beirut bernama Syaikh Mahmud bin Ahmad al-'Ikawi.

Dengan melihat jumlah halamannya, kitab ini tergolong kitab yang cukup panjang pembahasannya. Daftar isinya saja bisa memanjang hingga 10 halaman lebih. Di antara daftar isi kitabnya adalah sebagai berikut :

  1. Lahn
  2. Tajwid
  3. Maratib at-Tilawah
  4. Isti'adzah dan Basmalah
  5. Ghunnah dan Idgham
  6. Hukum Nun Sukun dan Tanwin
  7. Hukum Mim Sukun
  8. Hukum Mad-Mad
  9. Hukum Lam Ta'rif dan Lam Sukun
  10. Makharijul Huruf
  11. Sifatul Huruf
  12. Idgham Mutamatsil, Mutajanis, dan Mutaqarib
  13. Huruf Fawatihus Suwar
  14. Hukum-Hukum Ro
  15. Iltiqa' as-Sakinain
  16. Hamzah Washal dan Qatha'
  17. Rasm Qur'an
  18. Waqaf dan Ibtida
  19. Takbir Awakhir as-Suwar
  20. Bala dan Na'am
  21. Sujud Tilawah
  22. al-Wujuh al-Jaizah inda Hafsh
  23. Aktha' Sya'iah fi Tilawah Ba'dh al-Kalimah
  24. Doa Khatam Qur'an

Itulah 24 judul dari sekian banyak judul yang ada dalam kitab al-Mufid fi Ilm at-Tajwid. Di artikel kedua ini akan dipaparkan beberapa judul lanjutan dari artikel sebelumnya. Untuk membaca rangkuman bagian pertama, silakan klik di sini.

Para pembaca juga dapat melihat ringkasan kitab-kitab tajwid lainnya atau dapat juga melihat daftar kitab-kitab tajwid yang juga menjadi bahan bacaan penulis, dengan cara mengunjungi Daftar Kitab-Kitab Tajwid atau klik di sini.

6. Hamzah Washal dan Qatha'

Hamzah Washal adalah sebagian kata yang diawali dengan sukun maka untuk memulai membacanya perlu ada huruf penyambung untuk memudahkan pengucapan. Hamzah washal adakalanya terdapat di isim-isim yaitu lafal Jalalah, isim maushul, kata benda yang dita'rifkan dengan al, tujuh asma', masdar khumasi dan sudasi.

Hamzah washal adakalanya terdapat di fi'il-fi'il yaitu fi'il mudhori, fi'il amr, fi'il madhi. Jika hamzah washal bertemu dengan hamzah asli sukun maka diganti dengan huruf mad (terjadi Mad Badal). Dan Hamzah washal adakalanya terdapat di huruf yaitu al ta'rif.

Hamzah Qatha' adalah hamzah yang tetap secara lafal dan penulisan, baik di awal maupun di tengah. Dinamakan demikian karena ia memutus sebagian huruf dengan sebagian yang lain ketika pengucapan. Hukumnya tahqiq atau ditampakkan.

7. Bala dan Na'am

Sebagaimana diketahui secara kebahasaan bahwa kata bala dan na'am keduanya digunakan sebagai jawaban atas pertanyaan. Baik bala dan na'am artinya adalah iya. Kata Bala digunakan untuk menjawab pertanyaan yang mengandung negasi, misalnya surat al-Mu'min ayat 50

قَالُوٓا۟ أَوَلَمْ تَكُ تَأْتِيكُمْ رُسُلُكُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۚ قَالُوا۟ فَٱدْعُوا۟ ۗ وَمَا دُعَٰٓؤُا۟ ٱلْكَٰفِرِينَ إِلَّا فِى ضَلَٰلٍ

Penjaga Jahannam berkata: "Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?" Mereka menjawab: "Benar, sudah datang". Penjaga-penjaga Jahannam berkata: "Berdoalah kamu". Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.

Sedangkan kata Na'am digunakan untuk menjawab pertanyaan yang tidak mengandung negasi, misalnya surat al-A'raf ayat 44

وَنَادَىٰٓ أَصْحَٰبُ ٱلْجَنَّةِ أَصْحَٰبَ ٱلنَّارِ أَن قَدْ وَجَدْنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَهَلْ وَجَدتُّم مَّا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا ۖ قَالُوا۟ نَعَمْ ۚ فَأَذَّنَ مُؤَذِّنٌۢ بَيْنَهُمْ أَن لَّعْنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَ

Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada Penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan): "Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?" Mereka (penduduk neraka) menjawab: "Betul". Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: "Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim.

Begitu pula apabila ada seseorang yang menanyakan kepadamu, "Bukankah kamu hafal al-Qur'an?." Jika menjawab dengan na'am maka artinya "Iya (saya tidak hafal al-Qur'an)". Sebaliknya, jika menjawab bala maka artinya "Iya (saya hafal al-Qur'an)."

Atas hal tersebut, maka sebagian syaikh menjawab "Bala" dengan pelan di luar shalat misalnya saat membaca ayat-ayat yang mengandung pertanyaan berbentuk negasi atau "Alaysa" yang artinya "bukankah" dengan jawaban "Bala."

8. Sujud Tilawah

Disunnahkan bagi pembaca dan pendengar yang keduanya dalam keadaan wudhu, untuk melakukan sujud tilawah di ayat sajdah yang jumlahnya ada 14 tempat. Rukun-rukun sujud adalah menghadap kiblat, takbiratul ihram, sujud sekali, duduk, dan salam.

Disunahkan juga untuk membaca doa saat sujud yaitu 

اللهم اكتب لي بها عندك أجرا وحط عني بها وزرا واجعلها لي عندك ذخرا وتقبلها مني كما تقبلتها من عبدك داود

Bagi yang tidak dalam keadaan wudhu, maka disunahkan membaca tasbih empat kali dengan teks sebagai berikut 

سبحان الله والحمد لله ولا اله الا الله والله أكبر

Kemudian saat membaca tasbih keempat ditambahkan kata-kata berikut

ولا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم

9. al-Wujuh al-Jaizah inda Hafsh

Maksudnya adalah model-model bacaan yang diperbolehkan dalam riwayat Hafsh (al-Wujuh al-Jaizah inda Hafsh). Di dalamnya terdapat 13 (tiga belas) wujuh yang bisa dibaca lengkap di kitabnya. Diantaranya adalah sebagai berikut

Pertama, Jika seseorang memulai tilawah dari pertengahan atau bagian-bagian surat, maka boleh membaca ta'awudz yang disertai basmalah atau tanpa basmalah. Kedua, boleh di akhir surat al-Anfal yang disambung dengan awal surat at-Taubah memakai waqaf, washal, dan saktah.

Ketiga, boleh membaca panjang 6 harakat atau membaca tashil bayna bayna pada mad farq namun lebih diutamakan membaca dengan panjang. Keempat, boleh membaca isymam dan Ikhtilas pada kata Ta'manna yang ada di QS Yusuf ayat 11.

Kelima, boleh membaca huruf ain pada fatihatus suwar dengan tawasut (4 harakat) dan isyba'(6 harakat) namun lebih diutamakan membaca isyba'. Keenam, kata Ataniya dalam QS An-Naml ayat 36 saat waqaf boleh dibaca dengan membuang huruf Ya atau menetapkannya.

10. Doa Khatam al-Qur'an

Telah disebutkan dari Nabi bahwa ketika mengkhatamkan al-Qur'an terdapat doa yang mustajab. Mujahid berkata bahwa barang siapa yang khatam al-Qur'an pada siang hari maka setiap dari 70 ribu malaikat bershalawat atasnya hingga sore hari. Sebaliknya barang siapa yang khatam al-Qur'an pada malam hari maka setiap dari 70 ribu malaikat bershalawat atasnya hingga pagi hari.

Jika seseorang selesai khatam, maka membaca surat al-Fatihah dan awal surat al-Baqarah hingga ayat kelima. Diriwayatkan bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Nabi, "Amal apakah yang paling dicintai Allah?"

Nabi menjawab, "al-Hal wal-Murahal." Orang itu bertanya, "Apa itu al-Hal wal-Murtahal?" Nabi menjawab, shobihul Qur'an itu ketika mereka Hal maka Irtahala. Maksudnya ketika mereka selesai khatam maka segera melanjutkan khataman berikutnya. Dan inilah yang dilakukan oleh orang-orang sholeh.

Demikian artikel berjudul Ringkasan Kitab Al-Mufid fi Ilm at-Tajwid (Bag-1). Ringkasan-ringkasan berikutnya akan dipaparkan di artikel Bagian kedua. Anda juga dapat membaca ringkasan kitab-kitab lainnya, dengan cara mengunjungi Daftar Kitab-Kitab Tajwid atau klik di sini.

Comments

KOMENTARMU ADALAH DOAMU!
-
-
NB : Admin tdk dpt balas komentar karna error. Silahkan chat via ikon FB Messenger di pojok kanan bawah atau email ke yatlunahuhaq[at]gmail[dot]com untuk fast respon
EmoticonEmoticon