Ringkasan Kitab Ghayat al-Murid fi Ilm at-Tajwid (Bag-1)
Buku-buku yang membahas tentang ilmu Tajwid sangat banyak, terutama berbahasa Arab. Salah satunya adalah kitab yang berjudul "Ghayat al-Murid fi Ilm at-Tajwid." Kitab ini ditulis oleh Athiyyah Qabil Nashr. Apa saja ringkasan dari isi kitab ini?
Kitab yang diringkas merupakan cetakan keempat pada tahun 1994 M. Ditulis oleh seorang ahli Qiraat bernama Athiyyah Qabil Nashr yang merupakan seorang pengajar program studi dirasat al-Quran di Riyadh Arab Saudi. Ia juga pernah menjadi kepala bagian Qiraat di Kairo.
Kitab ini terdiri dari 300-an halaman yang berisi pembahasan cukup lengkap dengan daftar isi secara ringkas berisi berikut ini:
- Pertama : Yang berhubungan dengan tilawah
- Kedua : Sekilas ringkasan sejarah tajwid dan Qiraat
- Makna dan tujuan tajwid
- Makna, hukum, dan pembagian lahn
- Isti'adzah
- Basmalah
- Hukum-hukum nun sukun dan tanwin
- Ghunnah
- Hukum-hukum mim sukun
- Hukum lam-lam sukun
- Mad dan Qashr
- Tingkatan-tingkatan Mad yang terdapat beberapa tanbih atau peringatan
- Makharijul Huruf
- Sifatul huruf
- Tafkhim dan Tarqiq
- Mutamatsilan dkk
- Waqaf di akhir kata
- Hukum bertemunya dua sukun
- Hadzf dan Itsbat
- Waqaf dan Ibtida
- Maqthu dan Mawshul
- Hamzah washal dan Qatha
- Hal-hal yang diperhatikan terkait bacaan Hafsh
Artikel ini bukan menerjemahkan seluruh kitab melainkan hanya meringkas dan memaparkan sebagian hal-hal yang mungkin dapat menambah wawasan bagi para pengkaji ilmu tajwid. Untuk membaca secara lengkap dapat langsung membaca kitab berbahasa Arabnya.
Macam-Macam Tajwid
Tajwid terbagi menjadi dua macam yaitu tajwid amali dan tajwid ilmi. Yang dimaksud dengan tajwid amali adalah praktik yaitu membaca al-Quran dengan tilawah yang baik sebagaimana yang dipraktikkan Rasulullah.
Adalah Rasulullah yang merupakan orang pertama dalam menetapkan ilmu tajwid sebagaimana yang ia lakukan dalam menyampaikan wahyu kepada para sahabat. Rasul yang mengajarkannya dan membacakan al-Quran.
Membaca al-Quran dengan bacaan yang baik (tilawah mujawwadah) merupakan wajib aini (individu) dengan beberapa landasan misalnya QS al-Muzzammil ayat 4 dan al-Baqarah ayat 121. Sedangkan dalil hadisnya berupa hadis yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah.
Adapun jenis tajwid kedua yaitu tajwid ilmi adalah mengetahui kaidah-kaidah dan hukum-hukumnya secara ilmiah yang terbagi dalam beberapa bab tajwid sesuai dengan qiraat yang dibaca atau qiraah imam Hafsh dari Ashim
Hukum tajwid ilmi terbagi menjadi dua golongan. Golongan awam atau masyarakat umum memiliki hukum sunnah dalam mempelajari tajwid ilmi. Sedangkan orang-orang yang mengkhususkan diri dalam tajwid atau pengajar, maka wajib aini.
Hukum-Hukum Nun Sukun dan Tanwin
Nun sukun adalah nun yang kosong atau terbebas dari harakat. Ia berbentuk secara teks dan ucapan baik dalam keadaan washal maupun waqaf. Ia berada dalam isim, fiil, dan huruf. Ia dapat juga berada di tengah kata maupun akhir kata.
Tanwin adalah nun sukun tambahan yang berada di akhir isim secara ucapan dan washal, tidak dalam bentuk teks maupun waqaf. Tanda tanwin dapat berbentuk fathatain, dhammatain, dan kasratain. Tanwin dibaca sukun ketika waqaf kecuali fathatain.
Terdapat beberapa perbedaan nun sukun dan tanwin. Pertama, nun sukun itu bisa saja huruf asli dari huruf hijaiah maupun tambahan. Sedangkan tanwin semuanya merupakan tambahan dari struktur kata. Kedua, nun sukun tetap di ucapan dan tulisan sedangkan tanwin tidak.
Ketiga, nun sukun tetap ada baik dalam washal dan waqaf sedangkan tanwin hanya ada saat washal. Keempat, nun sukun ditemukan dalam isim (kata benda), fiil (kata kerja), dan huruf sedangkan tanwin hanya ditemukan dalam isim.
Namun terdapat pengecualian yaitu ada nun taukid khafifah yang secara rasm berubah menjadi tanwin. Hal ini terjadi di dua tempat yaitu QS Yusuf 32 dan QS Al-Alaq ayat 15. Tanwin di kedua tempat itu bukan tanwin asli melainkan diserupakan dengan tanwin.
Hukum-Hukum Lam Sukun
Lam-lam sukun terbagi menjadi 5 macam yaitu lam ta'rif, lam fiil, lam huruf, lam isim, dan lam amr. Lam Ta'rif adalah lam sukun tambahan yang masuk dalam isim, baik itu yang bisa dipisah (seperti الارض) maupun yang tidak (seperti الذين).
Lam ta'rif yang tidak bisa dipisah ini maka cara bacanya wajib diidghamkan karena setelah lam ta'rif terdapat huruf lam seperti alladzi, alladzani, alla'i, allati. Dan wajib diidzharkan jika setelahnya huruf ya atau hamzah seperti walyasa'a dan al-ana.
Adapun lam ta'rif yang memungkinkan untuk dipisah maka terdapat dua kondisi yaitu kondisi Idzhar dan Idgham. Lam ta'rif yang dalam kondisi idzhar disebut lam qamariyyah sedangkan kondisi idgham disebut lam syamsiyah.
Kedua, lam fiil yaitu lam sukun yang terdapat dalam fiil baik itu fiil madhi, mudhari, maupun amr. Kadang terdapat di tengah maupun ujung. Lam ini dibaca idgham jika setelah lam atau ra. Jika tidak maka dibaca idzhar.
Ketiga, lam huruf yaitu lam sukun yang terdapat dalam huruf seperti kata hal dan bal. Ia wajib dibaca idzhar selama tidak bertemu lam atau ra. Jika bertemu, maka wajib dibaca idgham. Keempat, lam isim yaitu lam sukun yang terdapat dalam isim yang semuanya wajib dibaca idzhar.
Kelima, lam amr yaitu lam sukun tambahan yang termasuk dalam struktur kata dan masuk dalam fiil mudhari sehingga fiil mudharinya berubah menjadi bentuk amr dengan syarat didahului oleh tsumma atau wawu atau fa. Adapun hukumnya adalah wajib idzhar.
Perhatikan QS Al-Hajj ayat 29 di bawah ini yang terdapat 3 kata yang mengandung lam amr.
ثُمَّ لْيَقْضُوا۟ تَفَثَهُمْ وَلْيُوفُوا۟ نُذُورَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوا۟ بِٱلْبَيْتِ ٱلْعَتِيقِ
Demikian artikel berjudul "Ringkasan Kitab Ghayat al-Murid fi Ilm at-Tajwid (Bag-1)". Untuk bagian selanjutnya dapat Anda cek di bagian khusus ringkasan kitab atau KLIK DI SINI. Anda juga dapat memberikan masukan atau pertanyaan dengan cara tulis di komentar. Terima kasih.
